04 February 2009

HUTANKU YANG MALANG

Banjir bandang bercampur lumpur dan tanah longsor telah mengharu-biru berbagai penjuru negeri selama beberapa Tahun terakhir ini. Fenomena negeri ini sudah seperti "JATAH MUSIMAN"(????). Walaupun banjir dan tanah longsor sudah menjadi bencana rutin setiap musim hujan, serta akibat yang ditimbulkannya benar-benar terasa luar biasa dan sangat memilukan, karena luasnya wilayah bencana, banyaknya korban jiwa dan serta kejadian yang beruntun dan hampir susul-menyusul, namun koq "GAK JERA" menanggulagi "KESADARAN" untuk antisipasinya??.
Bayangkan kejadian yang dapat kita rekam beberapa tahun lalu yang diawali dari bencana banjir di Jember (Jawa Timur) yang merendam lima desa (Kemiri, Suci, Panti, Glagahwero dan Pakis) di lereng Pegunungan Argopuro. Kemudian disusul dengan longsornya bukit Pinihan yang menerjang Dukuh Gunungraja, Desa Sijeruk, Banjarnegara (Jawa Tengah). Bencana yang sama terjadi di Menado, Sulawesi Utara menimpa Paal Dua, Pakawo, Bumi Nyiur, Taas, Bailang dan Perkamil. Bencana serupa juga terjadi di Pulau Leytte, Filipina yang menerjang wilayah seluas 40 hektar dan mengubur sebuah desa. Banjir juga yang sedang dan selalu terjadi di Jakarta, Indramayu, Provinsi Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat tercinta ini dan Riau.
Bencana ini bukan tidak ada alasannya....... kata Ebit G. Ade..."....dosa siapa.. ini dosa siapa...?... Mungkin Tuhan mulai bosan melihat tingkah kita......dst".
Tidak lain seluruh musibah di atas disebabkan oleh kerusakan hutan, khususnya penggundulan hutan di daerah perbukitan (ini belum termasuk kebakaran hutan yang tidak disengaja maupun yang disengaja). Kondisi ini dipicu oleh tingginya intensitas curah hujan. Bisa dibayangkan curahan air yang harusnya terdistribusi dalam waktu 30 hari, tercurah "KOMPAK" di hampir seluruh negeri selama 2-3 hari! Lahan terbuka dan rusak oleh proses penggundulan hutan pada kelerengan perbukitan sudah pasti tidak mampu menahan tingginya energi kinetik erosivitas hujan dan gerusan aliran permukaan (banjir) yang maha "DAHSYAT". Tanah yang telah terjenuhi oleh air hujan ini kemudian tidak stabil dan terjadilah longsoran itu.
Setiap bencana lingkungan terjadi, kita selalu diingatkan kembali, betapa kecil dan tidak berdayanya kekuatan manusia terhadap kemurkaan alam. Jika alam murka, manusia tidak berdaya’.

No comments:

Post a Comment